PEMBUATAN
BUSANA
KELOMPOK 2
NI NYOMAN DINA TRIANA DEWI (1515011005)
I LUH ADE HARYAWATI (1515011011)
NI KADEK ASRI CAHYANI (1515011014)
ENGGAR ANINDITA (1515011028)
GUSTI AYU PUTU ARI ANDINI (1515011007)
JURUSAN PENDIDIKAN
KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK DAN
KEJURUAAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
GANESHA
SINGARAJA
2015
PRAKATA
Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “PEMBUATAN
BUSANA”, tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat
dukungan, bimbingan, serta semangat dari banyak pihak. Untuk itulah dengan
penuh rasa hormat penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. I Gede Sudirtha, S.Pd, M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Dasar Tata Busana.
2. Teman-teman mahasiswa di prodi tata
busana yang telah memberikan bantuan yang berguna dalam penyusunan makalah ini.
3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dalam merapungkan makalah
ini.
Penulis sadari sepenuhnya
bahwa tulisan ini masih memerlukan pengembangan lebih lanjut.Oleh karena itu
saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan agar nantinya dapat
diperoleh hasil yang lebih maksimal. Dalam kesempatan ini penulis juga mohon
maaf jika ada hal-hal yang tidak berkenan dalam makalah ini dan proses yang
dilalui dalam penyusunannya. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Om Santih, Santih, Santih Om.
Singaraja, 03 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN............................................................................................... i
PRAKATA.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB IPENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1. ... LATAR
BELAKANG............................................................................. 1
1.2..... RUMUSAN
MASALAH......................................................................... 2
1.3..... TUJUAN................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
2.1. KETERAPILAN DALAM BIDANG
BUSANA.................................. 3
.... 2.2. TEKNOLOGI PEMBUATAN BUSANA.............................................. 8
.... 2.3. METODE PEMBUATAN BUSANA................................................... 15
BAB IIIPENUTUP............................................................................................... 27
3.1. KESIMPULAN...................................................................................... 27
3.2. SARAN................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Busana
merupakan segala sesuatu yang dipakai seseorang dari ujung rambut hingga ujung
kaki termasuk diantaranya busana pokok, busana pelengkap, (milioneris dan
asesoris) serta tata rias wajah dan rambut.Dalam pembuatan busana ada beberapa
langkahyang harus diperhatikan desain, ketepatan ukuran, bahan, si pemakai,
ketepatan pola,sehingga busana yang kita buat sesuai dengan keinginan kita atau
si pemakai. Dalam teknik pembuatan busana terdapat beberapa cara yaitu Tailoring, Modiste, Butiq atau Adi
Busana. Selain itu ada juga cara atau teknik-teknik keterampilan dalam menghias
busana seperti sablonan, membatik dan jumputan. Teknik-teknik ini masih sering
digunakan untuk memberi hiasan pada busana sehingga busana yang kita gunakan
terlihat indah.
Ilmu tata busana adalah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana cara memilih, mengatur dan memperbaiki dalam berbusana sehingga
diperoleh busana yang lebih serasi dan indah. Dalam penggunaan busana ada
beberapa etika atau ketepatan dalam berbusana seperti busana untuk olahraga,
kreasi, keagamaan, kekantor atau kesekolah, pesta, dirumah dan tidur. Selain
itu ada juga pengguanaan sesuai dengan waktu seperti pagi, siang, sore dan
malam. Dengan demikian diharapkan pengetahuan ini dapat membantu kita atau
semua pihak yang terlibat pada bidang busana untuk lebih memahami ilmu
busana secara umum.Karena setiap tahunnya muncul berbagai trend- trend dalam
perkembangan busana. Apalagi pada saat ini, banyak sekali pendatang baru dalam dunia
tata busana, yang khususnya untuk mengetahui bagaimana cara membuat pakaian,
baik dari usaha perseorangan sampai yang merambah langsung ke produksi massal
atau industri besar. Makalah dengan pemilihan materi ini sengaja kami buat agar
dapat menjadi pedoman dalam proses produksi pakaian, baik perseorangan dan
produksi massal.
1.2.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana keterampilan
yang ada dalam bidang busana?
2.
Bagaimana teknologi
pembuatan busana ?
3.
Bagaimana metode
pembuatan busana?
1.3.
TUJUAN
1.
Agar mengetahui
berbagai keterampilan yang ada dalam bidang busana.
2.
Agar mengetahui
teknologi pembuatan busana.
3.
Agar mengetahui metode
pembuatan busana.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
KETERAMPILAN DALAM BIDANG BUSANA
Tata Busana adalah ilmu cara mengatur semua aspek di bidang busana, meliputi kemampuan persepsi, apresiasi dan kratifitas dalam menghasilkan produk kerajinan maupun produk teknologi. Pengetahuan dalam mata pelajaran keterampilan antara lain : pengetahuan tentang jenis, bentuk dan fungsi, sejarah atau asal-usul dan tentu saja tehnik (mendesain, membuat dan menggunakan)busana
A. Tujuan
Kegiatan Pendidikan Keterampilan Tata Busana
1. Tujuan Umum
Pendidikan
keterampilan Tata Busana bertujuan memberikan pengalaman belajar dengan
mengembangkan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik
(keterampilan) mahasiswa di bidang busana, agar mahasiswa memahami dan
menghayati pentingnya keterampilan untuk bekal hidupnya sehari-hari.
a. Tujuan KhususMemahami etika dan estetika
berbusana melalui penelaah jenis, bentuk dan fungsi busana.
b.
Mampu
memanfaatkan tehnologi informatika sebagai sarana menambah wawasan pengetahuan
dan keterampilan.
c.
Mengembangkan
pengetahuan siswa melalui penelaahan jenis, bentuk, fungsi dan cara menggunakan
alat dan bahan jahit.
d.
Menumbuhkan
semangat berkarya dan berkreasi dengan menghasilkan berbagai produk kerajinan.
e.
Mengembangkan
kepekaan estetika, kreatifitas melalui berbagai kegiatan menciptakan
benda-benda kerajinan dan tehnologi.
f.
Menumbuhkan
sikap profesional, kooperatif, toleransi, kepemimpinan dalam kerja kelompok
g.
Terampil
memanfaatkan bahan daur ulang menjadi benda bernilai seni dan berdaya guna.
h.
Terampil
mengerjakan pekerjaan menjahit dengan tehnik-tehnik dasar dengan langkah yang
sistematis.
i.
Terampil
menggerakkan alat dengan teknologi sederhana.
B. Keterampilan dalam bidang busana, yakni
:
1.
Membuat Pola
Sebelum
membuat busana, kita harus membuat pola terlebih dahulu.Pola adalah kutipan
badan seseorang yang dibuat di atas kertas sesuai dengan ukuran badan si
pemakai.
Contoh :
2.
Menjahit Busana
Menjahit
adalah menyambungkan bagian-bagian busana sehingga menjadikan busana yang utuh.
Contoh :
3.
Membordir
Bordir
adalah suatu hiasan yang dibuat diatas kain atau bahan lain dengan jarum jahit
dan benang selain itu juga bisa menggunakan bahan-bahan potongan logam,mutiara,
manik-manik ,bulu burung dan payet.
Contoh :
4.
Menyulam
Menyulam
adalah suatu hiasan yang dibuat diatas kain atau bahan lain dengan jarum jahit
dan benang yang cara pembuatanya menggunakan manual atau tangan. Biasanya membuat
suatu gambar bunga, binatang dan lain-lain.
Contoh :
5.
Sulaman Pita
Sulaman
pita adalah suatu hiasan yang dibuat diatas bahan yang akan dihias dengan
menggunakan jarum jahit yang berukuran besar dan pita yang cara pembuatannya
menggunakan tangan atau manual. Biasanya membuat suatu gambar bunga binatang
dan lain-lain.
Contoh :
6.
Membiding (Burci)
Membiding
adalah suatu hiasan yang dibuat diatas bahan dengan menggunakan jarum jahit,
benang dan burci (payet) yang cara pembuatannya secara manual atau menggunakan
tangan.
Contoh :
7.
Merajut
Merajut
adalah metode membuat kain,pakain atau perlengkapan busana dari benang
rajut.merajut dapat dilakukan dengan benang atau mesin.teknik dasar dalam
rajut adalah tusuk atas dan bawah. Tusuk
atas dilakukan dengan cara mengaikan bengan dari arah depan , sementara tusuk
bawah adalah mengaitkan benang dari arah belakang.
Contoh :
8.
Membuat Smock
Smock
adalah kerajinan tangan yang salah satu teknik keterampilan menjahit dan
menyulam tangan yaitu teknik tusukan menjahit untuk membuat kerutan-kerutan
yang menghasilkan motif menarik sesuai pola tertentu .kerutan yang dihasilkan
dengan teknik smock dibuat dengan sistem jelujur sehingga memiliki elastisitas
unik ,bahan nyang telah bdiberi motif smock akan tetap mudah bergerak sesuai
penggunaannya, tanpa ,mengubah motif smock.
Contoh :
9.
Membuat Sablonan,
Membatik Dan Jumputan
Suatu proses pembuatan motif atau ragam hias pada kain
dengan pemintangan .cara-caranya yaitu :
a.
Merintangi sebagian
pola dengan alat canting tradisional atau canting tulis.
b.
Merintangi sebagian
pola dengan alat canting cat.
c.
Merintangi dengan
pengikat atau teknik celup ikat.
Contoh :
Sablonan Membatik
Jumputan
10. Mengaplikasikan
Bahan
Merupakan
suatu cara pemanfaatan bahan-bahan sisa untuk dijadikan berbagai kerajinan
tangan ataupun busana yang memiliki nilai hias sehingga menghasilkan suatu busana
yang unik dan menawan.
Contoh :
2.2.
TEKNOLOGI
PEMBUATAN BUSANA
A.
Pengertian
Teknologi Busana
Teknologi Busana berasal
dari kata Teknos dan Logos.Teknos berarti teknik, cara, metode, sedangkan logos berarti ilmu, pengetahuan. Jadi, yang dimaksud teknologi
busana adalah suatu ilmu ketrampilan yang mempelajari cara atau teknik, metode
pembuatan atau penyelesaian busana.
B.
Tujuan
1. Untuk memberikan bekal
pengetahuan dan ketrampilan pada mahasiswa dalam menempuh mata kuliah teknologi
busana.
2. Mahasiswa dapat
mengetahui, memahami dan mengoperasikan alat jahit besar dan kecil.
C.
Sistem
Menjahit atau Jenis Usaha Menjahit
1.
Perseorangan
Sistem menjahit perseorangan adalah pembuatan busana
dengan pola konstruksi, menerima jasa(tidak memproduksi atau tidak dijual dalam
jumlah besar), teknik penyelesaian sebagian menggunakan tangan dan sebagian
menggunakan mesin.
Teknik menjahit perseorangan dibagi
menjadi tiga :
a. Thailor
Terdiri dari semi thailoring, thailoring penuh dan tanpa furing.Peralatan yang digunakan lebih sederhana yaitu dengan tangan dan mesin.Penyelesaiannya lebih banyak menggunakan tangan.Contohnya pembuatan jas.
b. Modiste
Penyelesaiannya baik tanpa
furing maupun semi thailoring.Sebagian besar penyelesaiannya menggunakan mesin.
c. Butiq atau Adi Busana
Penyelesaiannya dengan thailoring penuh dan semi thailoring.Banyak diselesaikan dengan tangan dan produk yang dijual hanya dalam jumlah terbatas.
2.
Konveksi atau Sistem Menjahit
Cepat
Sistem menjahit konveksi
adalah pembuatan busana dalam jumlah besar atau banyak, menggunakan pola
standar (S,M,L), dan menggunakan mesin jahit high speed.
a.
Industri
Kecil
Home industri merupakan milik perseorangan. Proses penjahitan dan pemotongan sampai finishing atau pengespresan menggunakan mesin.
b.
Industri
Besar
Dalam produksi mulai dari desaign sampai pengepakan menggunakan mesin atau komputer.
D. Pengertian
Teknik Dasar Menjahit
Teknik dasar menjahit
adalah teknik-teknik yang paling mendasar dalam menjahit.Teknik dasar menjahit
meliputi macam-macam tusuk dan setikan, macam-macam kampuh, macam-macam kelim,
macam-macam belahan, macam-macam lipit, macam-macam saku, macam-macam
penyelesaian kerung leher, dan macam-macam garniture.
1.
Macam-macam
Tusuk dan Setikan
Yang
dimaksud dengan tusukan dalam kegiatan menjahit adalah jahitan yang dikerjakan
dengan tangan serta menghunakan jarum dan benang. Macam-macam tusuk dan setikan
antara lain :
a.
Tusuk
jelujur biasa
b.
Tusuk
jelujur dengan jarak tertentu
c.
Tusuk
jelujur renggang
d.
Tusuk
tikam jejak
e.
Tusuk
tangkai
f.
Tusuk
piquer
g.
Tusuk
kelim
h.
Tusuk
balut
i.
Tusuk
flannel
j.
Tusuk
festoon
k.
Tusuk
lubang kancing
l.
Setikan
mesin
2.
Macam-macam
Kampuh
Kampuh adalah sambungan
pada busana yang terdiri dari dua bahan yang sama ataupun berbeda, yang
digunakan untuk menyambung dua kain dan menggunakan teknik penyelesaian
tertentu. Macam-macam kampuh antara lain :
a. Kampuh buka yang disetik mesin
b. Kampuh buka yang digunting zigzag
c. Kampuh buka yang disetik zigzag
d. Kampuh buka yang dibalut
e. Kampuh buka yang dirompok
f. Kampuh buka yang diobras
g. Kampuh pipih
h. Kampuh tutup
i.
Kampuh
balik
j.
Kampuh
sarung
k. Kampuh perancis
3.
Macam-macam
Kelim
Kelim adalah penyelesaian tepi dari
bagian-bagian busana.Kelim dilipat mengarah ke bagian buruk bahan dan tepinya
diselesaikan dengan menggunakan tusuk-tusuk atau setikan mesin agar tepinya
kelihatan rapi. Macam-macam, kelim antara lain :
a. Kelim biasa
b. Kelim sungsang
c. Kelim gulung atau kelim rol
d. Kelim konveksi
e. Kelim yang dirompok
f. Kelim pada garis melengkung
g. Kelim palsu
h. Kelim lajur kerut melebar
i.
Kelim
lajur kerut memanjang
j.
Kelim
lajur kerut serong
k. Kelim lajur kerut spiral (melingkar)
l.
Kelim
soom mesin
m. Kelim obras
4.
Macam-macam
Belahan
Belahan pada busana berfungsi untuk
memudahkan dalam memakai dan melepaskakn busana, selain itu dapat berfungsi
sebagai hiasan busana. Belahan dapat dibuat dari bahan yang sama atau bahan
kain lain sebagai hiasan dan penutup. Macam-macam belahan antara lain:
a. Belahan dengan satu jalur (lapis)
b. Belahan dengan dua jalur sama bentuk
c. Belahan dengan dua jalur sama bentuk
d. Belahan dengan ritsluiting biasa
e. Belahan dengan ritsluting jaket
f. Belahan dengan ritsluiting jepang
g. Belahan dengan golbi
h. Belahan dengan kumai serong
5.
Macam-macam
Lipit
Pekerjaan membuat lipit banyak
diterapkan pada rok dan blus, sebagai hiasan.Untuk pembuatan lipit-lipit
tersebut digunakan obat plisket untuk mempertahankan kedudukan lipit-lipit
tersebut. Macam-macam lipit antara lain :
a. Lipit searah
b. Lipit searah bervariasi
c. Lipit pisau
d. Lipit jarum
e. Lipit mati
f. Lipit hadap tengah muka
g. Lipit hadap sekeliling
h. Lipit sungkup
i.
Lipit
sukup variasi
j.
Lipit
kipas
k. Lipit akordion
l.
Godet
6.
Macam-macam
Saku
Saku pada busana berfungsi sebagai pelengkap
dan juga sebagai hiasan.Pemasangan saku dapat mempengaruhi penampilan busana
secara keseluruhan, misalnya letak saku terlalu tinggi atau rendah, saku terlalu kecil sehingga tidak
dapat dimanfaatkan. Macam–macam saku :
a. Saku tempel 2 dimensi
b. Saku tempel 3 demensi
c. Saku dalam rok
d. Saku dalam celana
e. Saku paspoal
f. Saku klep
g. Saku
vest
7.
Macam-Macam
Penyelesaian Kerung Leher
Penyelesaian kerung
leher suatu busana hampis sama dengan penyelesaian kelim. Ada 3 macam bentuk dasar kerung leher yaitu
:bentuk bulat, bentuk persegi dan bentuk sudut. Macam–macam penyelesaian kerung
leher antara lain :
a. Dengan serip
b. Dengan depun
c. Dengan rompok
d. Dengan kerah
8.
Macam-macam Garnitur
Garniture
ialah hiasan yang berfungsi untuk memperindah permukaan benda.yang dimaksud
benda di sini ialah busana, baik busana wanita, pria, maupun anak – anak serta
lenan rumah tangga. macam – macam garnnitur antara lain :
a.
Lajur
b.
Pita border
c.
Pita biku
d.
Bisban
e.
Renda
f.
Jahitan biasa
g. Sulaman,
aplikasi, payet, kancing, gasper, smock, dan terawang.
2.3.
METODE
PEMBUATAN BUSANA
A.
Pembuatan Desain
1.
Pengertian Desain
Desain berasal dari bahasa Inggris (design) yang
berarti ”rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncullah
kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Dilihat dari kata
benda, ”desain” dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan
dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan value dari suatu benda yang
dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Selanjutnya, dilihat dari kata
kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan
supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai
keindahan.
Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar
pembuatan suatu benda seperti busana.Desain dihasilkan melalui pemikiran,
pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni, serta kegemaran orang banyak yang
dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah dibaca atau
dipahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah diwujudkan ke
bentuk benda yang sebenarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain
merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan, dan
perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Gambar tersebut
merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada
orang lain. Setiap busana adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses desain.
2. Jenis-Jenis Desain
Secara umum desain dapat dibagi 2, yaitu desain struktur
(structural design) dan desain hiasan (decorative design).
a. Desain
Struktur (Structural Design)
Desain struktur pada busana disebut juga dengan siluet
busana (silhouette).Siluet adalah garis luar dari suatu pakaian, tanpa
bagian-bagian atau detail seperti lipit, kerut, kelim, kup, dan lain-lain.
Namun jika detail ini ditemukan pada desain struktur, fungsinya hanyalah
sebagai pelengkap.
Berdasarkan garis-garis yang dipergunakan, siluet dapat
dibedakan atas beberapa bagian yang ditunjukkan dalam bentuk huruf. Dalam
bidang busana dikenal beberapa siluet, yaitu:
1) Siluet A
Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas kecil, dan bagian
bawah besar.Bisa juga tidak mempunyai lengan.
2)
Siluet Y
Merupakan model pakaian dengan model bagian atas lebar tetapi bagian bawah atau rok mengecil.
3)
Siluet I
Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas besar atau lebar, bagian badan atau tengah lurus dan bagian bawah atau rok besar.
4)
Siluet S
Merupakan pakaian yang mempunyai model dengan bagian atas besar,
bagian pinggang kecil dan bagian bawah atau rok besar.
5)
Siluet T
Merupakan pakaian yang mempunyai desain garis leher kecil, ukuran lengan panjang dan bagian bawah atau rok kecil.
6)
Siluet L
Merupakan bentuk pakaian variasi dari berbagai siluet,
dapat diberikan tambahan dibagian belakang dengan bentuk yang
panjang/drapery.Bentuk ini biasanya terlihat pada pakaian pengantin barat.
b.
Desain Hiasan (Decorative Design)
Desain hiasan pada busana mempunyai tujuan untuk menambah keindahan
desain struktur atau siluet.Desain hiasan dapat berupa krah, saku, renda,
sulaman, kancing hias, bus, dan lain-lain.
Desain hiasan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut, yaitu:
1) Hiasan harus dipergunakan secara
terbatas atau tidak berlebihan.
2)
Letak
hiasan harus disesuaikan dengan bentuk strukturnya.
3)
Cukup
ruang untuk latar belakang, yang memberikan efek kesederhanaan dan keindahan
terhadap desain tersebut.
4)
Bentuk
latar belakang harus dipelajari secara teliti dan sama indahnya dengan
penempatan pola-pola pada benda tersebut.
5)
Hiasan
harus cocok dengan bahan desain strukturnya dan sesuai dengan cara
pemeliharaannya.
B. Pemilihan Bahan Busana
Dalam mempelajari pemilihan
bahan kita dapat mengetahui asal bahan, sifat-sifat bahan dan pemeliharaannya,
perbedaan bahan tiruan dengan bahan yang aslip, penyesuaian atau memilih bahan
sesuai dengan waktu, tempat, kegunaan dan kesempatan pemakaiannya
Dalam pembuatan busana,
bahan busana dapat dibedakan menjadi 3 antara lain :
1.
Bahan Utama Busana
Bahan utama busana adalah
bahan tekstil berupa kain yang menjadi bahan pokok pembuatan busana.Bahan atau
kain yang diperdagangkan beragam jenis dan kualitasnya, ada yang tipis, sedang
dan ada yang tebal.
Agar dapat memilih dan
membeli bahan yang tepat sesuai dengan yang diharapkan ada beberapa faktor yang
perlu diperhatikan diantaranya yaitu :
c.
Memilih
bahan yang sesuai dengan kesempatan
2.
Bahan Pelapis
a.
Lining (bahan pelapis yang letaknya
paling dalam yang langsung bersentuhan dengan kulit dan digunakan untuk
menutupi bagian dalam pada pakaian)
b. Interlining( bahan pelapis yang bersifat lembut dan ringan yagn terletak antara
interpacing dan linning, lapisan ini juga memberi rasa hangat pada saat
pemakaian)
c.
Interpacing (bahan
pelapis yang terletak diseluruh bagian dari pakaian tetapi pada umumnya hanya
dipergunakan pada bagian – bagian tertentu saja seperti pada kerah, manset,
saku dan lain sebagiannya).
d. Underlinning
(bahan pelapis yang terletak atau bagian buruk bahan utama pakaian. Bahan
pelapis ini juga disebut lapisan pertama).
3.
Bahan Pelengkap
Bahan pelengkap merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dengan busana yang akan di buat. Bahan pelengkap
dapat berupa benang jahit dan benang hias, zipper atau ritsluiting, kancing,
pita, renda, hak atau kancing kait dan lain-lain :
a.
benang
b.
pita dan renda
c.
kancing
d.
retsluiting
C. Mengambil Ukuran
·
Badan Wanita
Ikatlah seutas tali ban (peter ban) atau ban
elastis kecil pada pinggang sebagai batas badan atas dan bawah.
1.
Lingkar Leher (L.L.)
Diukur
sekeliling batas leher,dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk leher.
2.
Lingkar Badan (L.B.)
Diukur
sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak
sentimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak.Diukur pas
dahulu, kemudian ditambah 4 cm, atau diselakan 4 jari.
3.
Lingkar Pinggang (L.P.)
Diukur
sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau diselakan 1 jari.
Untuk pinggang ban rok dan slack boleh dikurangi 1 cm.
4.
Lingkar Panggul (L.Pa.)
Diukur
sekeliling badan bawah yang terbesar, + 2 cm sebelah atas puncak pantat dengan
sentimeter datar.Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4
jari.
5.
Tinggi Panggul (T.Pa.)
Diukur
dari bawah ban peter pinggang sampai di bawah ban sentimeter di panggul.
6.
Panjang Punggung (P.P.)
Diukur
dari tulang leher yang menonjol ditengah belakang lurus ke bawah samapai di
bawah ban peter pinggang.
7.
Lebar Punggung
Diukur
9 cm di bawah tulang leher yang nonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan
ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan yang kanan.
8.
Panjang Sisi (P.S.)
Diukur
dari batas ketiak ke bawah ban peter pinggang dikurangi 2 a 3 cm.
9.
Lebar Muka (L.M.)
Diukur
pada 5 cm dibawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak
dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan yang kiri.
10.
Panjang Muka (P.M.)
Diukur
dari lekuk leher di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban peter pinggang.
11.
Tinggi Dada (T.D.)
Diukur
dari bawah ban peter pinggang tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada.
12.
Panjang Bahu (P.B.)
Diukur
pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak lengan, atau
bahu yang terendah.
13.
Ukuran Uji (U.U.) atau
ukuran control
Diukur
dari tengah muka di bawah ban peter serong melalui puncak buah dada ke puncak
lengan terus serong ke belakang sampai di tengah belakang pada bawah ban peter.
14.
Lingkar Lubang Lengan
(L.L.L.)
Diukur
sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditambah 2 cm untuk lubang lengan tanpa
lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan.
15.
Panjang Lengan Blus
(P.L.B.)
Diukur
dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melampaui tulang pergelangan
lengan yang nonjol.
16.
Lebar Dada (L.D.)
Diukur
jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari (B.H.) buste
houder atau kutang pendek yang dipakai.
Ukuran ini tidak dipakai untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa.
·
Ukuran Celana
1.
Lingkar Pinggang
2.
Tinggi Panggul
3.
Lingkar Panggul
4.
Tinggi Duduk
5.
Panjang Sisi
Diukur dari batas
pinggang sampai panjang celana yang diinginkan.
6.
Lingkar kaki melalui
tumit
Diukur sekeliling tumit
kaki.
7.
Lingkar kaki sekeliling
telapak kaki
Diukur dari ujung jari
kaki mengelilingi tumit.
·
Ukuran Lengan
1.
Lingkar Lubang Lengan
2.
Lingkar Pangkal Lengan,
pas + 6 a 8 cm
3.
Panjang Lengan Dalam
dari Ketiak
4.
Panjang Lengan Luar
dari Puncak Lengan
5.
Lingkar Bawah Lengan,cm
pas + 3
6.
Panjang Lengan Pendek
bagian Dalam
Lingkar Pergelangan Tangan, pas + 2
cm
D.
Pembuatan Pola
Pattern
atau pola dalam bidang jahit menjahit adalah suatu potongan kain atau kertas
yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju pada saat kain digunting.
Adapun
macam – macam pola antara lain :
1.
Berdasarkan teknik
pembuatan : pola dasara yang dibuat dengan kontruksi padat atau kubus dan pola
dasar yang dibuat dengan kontruksi bidang dasar atau flat pattern.
2.
Berdasarkan bagiannya yaitu
pola dasar bagian atas, badan bawah dan pola lengan
3.
Berdasarkan metodenya
adalah cara membuat pola kontruksi pola flat pattern dengan ukuran atau urutan
tertentu sesuai dengan penemunya atau penciptanya
4.
Berdasarkan jenis yaitu
pola dasar wanita, pola dasar pria dan pola dasar anak
Adapun metode – metode pembuatan pola yang sering digunakan dalam pembuatan Busana
yaitu :
1.
Metode Dressmaking
2.
Metode So- En
3.
Metode Cuppens Geurs
4.
Metode Meyneke
5.
Metode Chartmant
6.
Metode Danckerts
7.
Metode Leeuw Van Rees
Kualitas
pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
1.
Ketepatan
dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai, hal ini mesti didukug oleh kecermatan
dan ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis tubuh serta menganalisa
posisi titik dan garis tubuh sipemakai
2.
Kemampuan dalam
menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis lingkar kerung lengan,
garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk lengan, kerah dan lain
sebagainya, untuk mendapatkan garis pola yang luwes mesti memiliki sikap cermat
dan teliti dalam melakukan pengecekan ukuran;
3.
Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti
kertas dorslag, kertas karton manila atau kertas koran;
4.
Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan
keterangan setiap bagianbagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan
belakang, tanda arah benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit, tanda kampuh
dan tiras, tanda kelim dan lain sebagainya;
5.
Kemampuan dan
ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola. Agar pola tahan lama
sebaiknya disimpan pada tempat-tempat khusus seperti rak dan dalam kantong-kantong
plastik, diarsipkan dengan memberi nomor, nama dan tanggal serta dilengkapi
dengan buku katalog.
Setelah
pola selesai di buat, kemudian melanjutkan ke proses pemotongan bahan, namun
sebelum itu ada beberapa tahap yang harus dilakukan, antara lain :
1.
Merancang bahan
2.
Menyiapkan meja potong,
bahan yang akan dipotong, dan pola
3.
Pengecekan cacat atau
tidaknya bahan
4.
Jika bahan kusut
setrika terlebih dahulu
5.
Perhatikan motif pada
bahan apabila bahan bermotif dan perhatikan arah serat.
6.
Kemudian letakan bahan
diatas meja potong lalu ketemukan tepi kain dengan bagian baik diatas
7.
Meletakan pola diatas
bahan , letakan dari pola terbesar dan pola terkecil dengan memperhatiakan arah
seratnya.
8.
Memberi tanda pola pada
bahan (merader)
E. Proses Pemotongan
Dalam proses pemotongan terdapat beberapa
langkah-langkah :
1.
Memberi
tanda kampuh pada bahan utama, dan bahan pelapis
2.
Potonglah
bahan utama, dan bahan pelapis sesuai tanda kampuh
3.
Pengecekan
kembali pada bahan yang telah dipotong
F.
Menjahit
Menjahit
adalah proses penggabungan dua helai bahan atau lebih dengan bantuan tangan
maupun mesin jahit.
Dalam proses
menjahit terdapat beberapa langkah-langkah :
1.
Mengepres
atau menyetrika bahan pelapis pada bahan utama yang perlu disi bahan pelapis
2.
Menjelujur
masing-masing bahan sesuai dengan model busana yang akan dibuat
3.
Mengepas
I
4.
Jika
tidak ada masalah (pas), maka jelujuran tersebut dijahit mesin dengan teknik
menjahit yang diinginkan misalnya :tailor,
modiste ataupun butik.
5.
Mengepres
hasil jahitan, setiap selesai menjahit bagian perbagian dilakukan proses
pengepresan
6.
Mengepas
II
G.
Penyelesaian
Penyelesaian
adalah tahap penyempurnaan pada suatu busana agar terlihat lebih rapi dan
indah. Tahap-tahap penyelesaian antara lain :
1.
Mengesum pada
bagian-bagian tertentu misalnya pada tepi lengan (lengan bawah), tepi bawah
rok, blus, celana, dress, kemeja, dan lain-lain
2.
Membuat lubang kancing,
kecuali lubang kancing paspoal karena lubang kancing paspoal dibuat pada saat
proses menjahit
3.
Memasang kancing,
sesuai dengan kancing yang diinginkan
4.
Pengepresan akhir.
H.
Pengemasan atau
Pengepakan
Pengemasan
atau pengepakan adalah tahap terakhir pada pembuatan busana. Pada proses ini
dilakukan pembukusan pada busana apabila busana tersebut dijual ataupun
dikirim, jika tidak cukup ditata atau digantung pada almari penyimpanan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Keterampilan
Bidang Busana
Tata Busana adalah ilmu cara mengatur
semua aspek di bidang busana, meliputi kemampuan persepsi, apresiasi dan
kratifitas dalam menghasilkan produk kerajinan maupun produk teknologi.
Keterampilan dalam bidang busana, yaitu membuat pola, menjahit busana, membordir,
menyulam, merajut, membuat smock, membiding, sulaman pita, membuat
sablonan,membatik, jumputan, dan mengaplikasikan bahan
2. Teknologi
Pembuatan Busana
Teknologi busana adalah
suatu ilmu ketrampilan yang mempelajari cara atau teknik, metode pembuatan atau
penyelesaian busana. Didalam pembuatan busana ada beberapa teknik yaitu,
tailor, modiste, butik atau adi busana, sistem konveksi indrusti besar, dan
sistem konveksi indrusti kecil.Teknik dasar menjahit adalah teknik-teknik yang
paling mendasar dalam menjahit.Teknik dasar menjahit meliputi macam-macam tusuk
dan setikan, macam-macam kampuh, macam-macam kelim, macam-macam belahan,
macam-macam lipit, macam-macam saku, macam-macam penyelesaian kerung leher, dan
macam-macam garniture.
3. Metode
Pembuatan Busana
Dalam pembuatan Busana ada
beberapa langkah yang perlu kita perhatikan yaitu dari pemilihan desain,
pemilihan bahan, pengambilan ukuran, pembuatan pola sesuai desain,pemotongan
bahan, proses penjahitan, penyelesaian dan pengepakan. Dari masing–masing langkah
tersebut memiliki kesulitan tertentu sehingga kita harus lebih teliti dan
telaten dalam membuat busana.
3.2. SARAN
1. Kepada pembaca
Melalui makalah ini, penulis harapkan para pembaca
memahami tentang pembuatan busana.Namun “Tak ada gading yang tak retak”,
makalah kami masih jauh dari sempurna.Untuk itu, mohon kritik dan saran dari
para pembaca untuk perbaikan makalah kami.Dan penulis
menyarankan kepada pembaca agar lebih mendalami dan mempelajari terkait dengan
materi pembuatan busana dan bagian-bagian di dalam busana agar dapat berbusana
yang baik dan benar.
2. Kepada mahasiswa jurusan busana
Melalui makalah ini, diharapkan para
mahasiswa jurusan busana memahami tentang pembuatan busana dan bagian-bagian
yang ada didalam busana.Namun “Tak ada gading yang tak retak”, makalah kami
masih jauh dari sempurna.Untuk itu, mohon kritik dan saran ntuk perbaikan
makalah kami.Dan penulis menyarankan kepada mahasiswa jurusan busana agar lebih
mendalami dan mempelajari terkait dengan materi pembuatan busana dan bagian-bagian
yang ada didalam busana, karena dengan demikian dapat memudahkan dalam
penyusunan tesis, skripsi ataupun buku.
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Retrieved from
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=L845VvvsKuO_mwWJwLuoCQ#q=pengertian+bordir
(n.d.). Retrieved from ANA
ARISANTI BALAJAR CARA MEN DESAIN BUSANA (BAG 1).htm
(n.d.). Retrieved from
Bagaimana Tehnik Rancangan Untuk Sebuah Desain Pakaian.htm
(n.d.). Retrieved from Fashion
is my the best way TEKNOLOGI BUSANA.htm
(n.d.). Retrieved from
Ketrampilan Tata Busana MAN 2 KEDIRI _ Imeh93's Blog.htm
(n.d.). Retrieved from Belajar
Desain Mode Busana Pemilihan Bahan Busana _ Tekstil.htm
(n.d.).
Djati Pratiwi, d. (2002). Pola
Dasar dan Pecah Pola Busana. In d. Djati Pratiwi, Pola Dasar dan Pecah Pola
Busana (pp. 3-20). Yogyakarta: Kanisus.
Made Budhyani, I. (2008). Job
Sheet Teknologi Busana. In I. D. Made Budhyani, Job Sheet Teknologi Busana.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Soekarno. (2012). Penuntun
Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. In Soekarno, Penuntun Membuat Pola Busana
Tingkat Dasar (pp. 12-18). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
fd
BalasHapusLuckyniki: The Luckyniki Casino Japan
BalasHapusLuckyniki is a Japanese themed casino with Japanese theme bet365 themes. The slots machines betway login are ラッキーニッキー Japanese themed, they work for you to create more